30/04/14

BIOGRAFI DUO KRIBO BAND



          Terbentuk disekitar tahun 1977, Duo Kribo merupakan kolaborasi duo vokalis rock papan atas tanah air yang berambut kribo.

          Mereka adalah Ucok Andalas Datuk Oloan Harahap (Ucok Harahap) vokalis AKA Band yang telah didepak, serta Ahmad Albar vokalis dari God Bless Band.

Pentas musik tanah air ketika itu sontak heboh dengan lagu – lagu ciptaan Duo Kribo yang sempat menembus angka 100.000 penjualan kaset dari album mereka. Suatu angka penjualan yang fantastis diera tahun 1970-an untuk pasaran musik tanah air.

Album - album Duo Kribo saat itu ditangani langsung oleh Ian Antono (gitaris God Bless).

Album pertama mereka berjudul Duo Kribo Volume I (1977) yang diproduksi oleh PT. Irama Tara menghasilkan lagu hits “Neraka Jahanam”. Lagu ini kemudian melegenda hingga dipopulerkan kembali oleh grup band metal tanah air Sucker Head, kemudian oleh grup band rock Boomerang.

Ditahun 1978 mereka meluncurkan album kedua berjudul Duo Kribo Volume II yang masih diproduksi oleh PT. Irama Tara. Hits dari album ini yang paling populer saat itu adalah “Pelacur Tua”.

Pada tahun yang sama kembali kolaborasi ini menghasilkan album ke tiga berjudul Duo Kribo Volume III, juga produksi PT. Irama Tara.

Masih ditahun 1978, Duo Kribo merilis album keempat berjudul Panggung Sandiwara. Namun kali ini mereka bekerja sama dengan Label Musica. Beberapa hits dari album ini seperti: “Panggung Sandiwara” yang terkenal keberbagai negara di Asean, dan khusus ditulis oleh penyair Taufik Ismail. Kemudian hits lainnya adalah: “Aku Harus Jadi Super Star”, dan “Duo Kribo”.

Pada tahun 1978 Duo Kribo juga sempat mendapat tawaran bermain film yang juga berjudul “Duo Kribo”. Film ini menceriterakan dua orang saudara kembar yaitu Ucok Harahap dan Ahmad Albar yang bersaing dalam dunia musik.

Ucok Harahap berperan sebagai musisi tanah air yang sering membawakan lagu – lagu sentimentil, sementara Ahmad Albar yang besar di Eropa kembali ke tanah air menjadi musisi beraliran rock. Mereka masing – masing punya banyak penggemar. Namun akhirnya mereka berdua memilih untuk berkolaborasi membentuk grup dengan nama Duo Kribo.










Baca Selanjutnya … BIOGRAFI DUO KRIBO BAND

28/04/14

PERJALANAN KARIER GUGUN BLUES SHELTER (GBS)



          Band blues tanah air Gugun Blues Shelter yang personilnya terdiri dari Muhammad Gunawan (Gugun) pada gitar, Jonathan Armstrong (Jono) memainkan bas, dan Adityo Wibowo (Bowie) sebagai drummer.

          Awalnya grup dibentuk pada tahun 2004 dengan nama The Blues Bug, sayangnya nama tersebut telah lebih dahulu digunakan oleh sebuah grup band dari Yunani. Lalu nama tersebut diganti menjadi Blue Hand Gang. Tapi belakangan dibah lagi menjadi Gugun Blues Shelter sampai sekarang.

Gugun sang gitaris memang sudah mulai belajar bermain gitar sejak usia 6 tahun saat dia masih menetap di Riau. Kemuadian ketika usia remaja dia pindah ke Jakarta dan akhirnya bertemu dengan Jono di BBs Cafe Menteng.

Bowie sendiri direkrut untuk menggantikan posis Iskandar sebagai drumer Gugun Blues Shelter pada tahun 2008. Bowie terpilih karena sesuai dengan kriteria Gugun yang saat itu sedang mencari seorang drumer jazz namun punya power pukulan yang kuat.

Gugun Blues Shelter mulai meluncurkan album pertamanya pada tahun 2004, yang berjudul “Get The Bug”.

Album kedua Gugun Blues Shelter dirilis pada tahun 2007 dengan judul “Turn It On”, yang menjadi Album Terbaik Indonesia 2007 (The Album Was Voted As One Of The Best Indonesian Album Of 2007) oleh Majalah Rolling Stone Indonesia.

Kemudian album ini juga yang membawa Gugun terpilih menjadi Gitaris Blues Terbaik Asia Tanggara 2007 (The Number One Blues Of The Year) versi MTV Trax Magazine.

Album ketiga diluncurkan pada tahun 2010 yang berjudul “Gugun Blues Shelter”. Lagu “When I See You Again” dari album ini terpilih menjadi lagu blues favorit pada The Indonesia Edge Music Awards.

Nama Gugun Blues Shelter juga dikenal sampai ke benua Eropa dan Amerika.

Gugun Blues Shelter pernah mengadakan tour keliling pada beberpa kota di Inggris.

Ditahun 2011 saat ulang tahun Hard Rock Cafe yang ke – 40 (pada peringatan The Hard Rock Cafe’s Global Battle Of The Bands), Gugun Blues Shelter terpilih untuk ikut bermain di Hyde Park bersama Bon Jovi, The Killers, dan Rod Steward.

Kemudian pada tahun yang sama, beberapa lagu Gugun Blues Shelter yang diambil dari ketiga albummnya, mendapat tawaran dari perusahaan rekaman Grooveyards Records – America, untuk mengisi album kompilasi Far East Blues Experience.

          Sebuah catatan prestasi dan pengghargaan yang luar biasa telah dicapai oleh Gugun Blues Shelter.






Baca Selanjutnya … PERJALANAN KARIER GUGUN BLUES SHELTER (GBS)

24/04/14

AKA BAND (LEGENDARIS ROCK SURABAYA)



          AKA Band dibentuk di Surabaya pada 23 Mei 1967. Grup tanah air yang beraliran rock ini personilnya terdiri dari Ucok Harahap (vokal dan keyboard), Soenata Tanjung (lead gitar), Syech Abidin (drum), Harris Sormin (Rythm gitar), serta Hengky Wass (bass).

AKA Band sempat beberapa kali bergonta ganti basis, diantaranya: Hengky Wass yang digantikan oleh adiknya sendiri yaitu Peter Wass, lalu digantikan lagi oleh Lexy Rumagit, dan terakhir posisi bass dipegang oleh Arthur Kaunang. Uniknya keempat orang basis ini adalah pemain bas kidal.

          AKA merupakan singkatan dari Apotik Kali Asin yang merupakan rumah sekaligus apotik milik orang tua Ucok Harahap, tempat anak – anak AKA Band sering latihan musik. Nama ayah Ucok adalah Dr. Ismail Harahap dan ibunya bernama Fransisca Frederica (berdarah Perancis).

Apotik tersebut juga terletak di Jalan KaliasinSurabaya yang saat ini nama jalan tersebut adalah Jalan Basuki Rahmat.

Nama AKA sendiri diberikan oleh Joe Djauhari (saudara angkat Ucok Harahap), sementara sang manejernya adalah Dr. Ismail Harahap.

Ucok Harahap dan Joe Djauhari sempat mengenyam pendidikan di sekolah apoteker Semarang. Dan dikabarkan bahwa studi Ucok kandas ditengah jalan, sehingga membuat dirinya harus kembali ke Surabaya untuk membantu menjalankan usaha apotik sang ayah, sebelum akhirnya murni terjun ke dunia musik.

Aksi panggung Ucok Harahap memang dikenal sering brutal dan sadis, diantaranya ada aksi menikam diri menggunakan pedang, ada atraksi dicambuk, kemudian minum darah segar hewan.

Meskipun grup ini beraliran rock dan memiliki banyak penggemar, namun aksi panggung mereka kadang membuat penonton tidak tertarik untuk menikmatinya. Seperti kejadian di Yogyakarta pada Juni 1974, ketika mereka show di Gedung Kridosono, kerusuhan penonton sudah tidak terbendung. Pada saat itu Ucok Harahap kena lemparan kursi dari penonton, dan Soenata Tanjung terluka akibat terkena lemparan batang besi, sementara gitar Arthur Kaunang dirusak penonton. Peristiwa ini membuat ketiga personil AKA Band ini harus dirawat dirumah sakit.

          Saat manggung AKA Band sering juga membawakan lagu – lagu milik Deep Purple, Led Zeppelin, Grand Funk Railroad, dan Jimi Hendrix.

AKA Band sendiri meiliki 9 album rekaman studio, diantaranya:

1. Do What You Like (1970)
2. Reflections (1971)
3. Crazy Joe (1972)
4. Sky Rider (1973)
5. Cruel Side Of Suez War (1974)
6. Mr. Bulldog (1975)
7. Pucuk Kumati (1977)
8. AKA In Rock (1979)
9. The Best Of AKA (1979)
10. AKA 20 Golden Hits (1979)
11. Puber Kedua (1979)









Baca Selanjutnya … AKA BAND (LEGENDARIS ROCK SURABAYA)

13/04/14

SAS BAND (ROCKERS LEGENDARIS SURABAYA)



          SAS merupakan singkatan dari nama para personilnya, yaitu: Soenata Tanjung, Arthur Kaunang, Syech Abidin. SAS Band dibentuk pada tahun 1975

          Tahun 1976 SAS Band merilis album pertamanya berjudul “Baby Rock”. Lagu Baby Rock sendiri dalam album ini sempat lolos dan menduduki tangga lagu Australia.

SAS Band termasuk grup musik rock Indonesia yang pada samannya memilik lirik lagu yang kebanyakan berbahasa Inggris.

Diera tahun 90-an grup SAS Band sudah jarang tampil didepan publik karena faktor kesibukan dari setiap personilnya. Sementara itu sang vokalis yang juga merangkap basis SAS Band, yaitu Arthur Kaunang sempat eksis di kancah musik tanah air dengan mengorbitkan beberapa penyanyi, seperti Ita Purnamasari dengan lagu Penari Ular-nya serta menjadi produser untuk penyanyi jazz blues Endi Xirang.

Saat ini Arthur Kaunang lebih fokus mengurus musik rohani.

          Berikut diskografi SAS Band semasa mereka aktif bermusik yang menghasilkan total 15 album:

1. Baby Rock (1976)
2. Bad Shock (1976)
3. SAS Vol. III (1977)
4. Lapar (1977)
5. Sentuhan Cinta (1978)
6. Exception (1978)
7. Kasmaran (1979)
8. SAS 1980
9. SAS 1981
10. Sanskerta (1984)
11. Episode Jingga (1986)
12. Sirkuit (1987)
13. Metal Baja (1993)
14. The Best Of SAS
15. SAS 20 Golden Hits





















Baca Selanjutnya … SAS BAND (ROCKERS LEGENDARIS SURABAYA)

08/04/14

BLACK BROTHERS (LEGENDARIS ROCK ASAL PAPUA)



          Black Brothers merupakan grup pop rock Indonesia yang berasal dari Papua. Formasi Black Brothers terdiri dari Benny Betay (bas), Jochie Phiu (keyboard), Amry Tess (terompet), Stevie MR (drum), Hengky MS (lead gitar), Sandhy Betay (vokal), Marthy Messet (lead vokal), dan David (saxophone).

Black Brothers
adalah salah satu grup musik yang piawai membawakan lagu – lagu blues, jazz, pop, dan rock saat malang melintang bermain musik pada berbagai tempat hiburan di Jayapura.

          
Sebelumnya grup ini bernama Iriantos, kemudian saat hijrah ke Jakarta atas usul sang manejer Andy Ayamiseba grup ini berganti nama menjadi Black Brothers. Selanjutnya bersama sang manejer mereka menuju ke Jakarta mencoba keberuntungan meraih kesuksesan untuk menjadi terkenal.

Andy Ayamiseba
merupakan sosok yang punya andil besar membawa nama besar Black Brothers meraih puncak kesuksesan dikancah musik pop tanah air.

Selang beberapa lama tinggal di Jakarta, Black Brothers sudah mendapat kontrak untuk bermain musik disebuah pub. Bermula dari sinilah kemudian Black Brothers mulai dikenal dan mencoba menawarkan lagu ciptaan mereka ke produser rekaman. Akhirnya Black Brothers pun mendapat tawaran dari PT. Irama Tara untuk masuk dapur rekaman.

Namun album pertama mereka yang berjudul Irian Jaya I, kurang sukses dipasaran. Sementara dalam album ini terdapat lagu lawas yang berjudul Kisah Seorang Pramuria, yang oleh masyarakat tanah air lagu tersebut dianggap ciptaan milik The Mercys dan sudah lebih dahulu populer.

Hal ini kemudian diklarifikasi oleh personil Black Brothers yakni Hengky MS yang mengaku bahwa lagu tersebut merupakan lagu ciptaannya ditahun 1969 saat satu grup di band Galaxy, SorongPapua, bersama Eddy Sumlang (adik Albert Sumlang, saxophonist The Mercys). Kemudian lagu tersebut dibawah ke Jakarta oleh Edy yang akhirnya dipopulerkan oleh The Mercys pada tahun 1974.

Nama Black Brothers semakin melambung dikancah musik pop tanah air setelah rekaman album – album selanjutnya. Tawaran manggung pun mulai berdatangan dari berbagai daerah di tanah air.

Seiring dengan popularitas yang mereka raih, munculah ego dari masing – masing personil Black Brothers, dimana beberapa dari mereka mulai memikirkan untuk bersolo karier. Perjalanan karier mereka pun mulai redup.

Belum lagi para personil dan manejer grup ini telah disusupi target dan agenda politik. Terbukti saat Black Brothers ke Belanda dan meminta suaka politik pada pemerintah disana. Serta ditahun 1983 mereka hijrah ke Vanuatu (sebuah negara di Samudera Pasifik bagian selatan dan dekat dangan Australia) untuk mendukung Barak Sope merebut kursi kepresidenan dinegara tersebut melalui lagu – lagu mereka.

Setelah era tauhun 1983 nama Black Brothers sudah tidak terdengar lagi. Album mereka berjudul “25 Tahun Black Brothers”, dianggap merupakan album terakhir dari Black Brothers. Semua lagu dari album ini dibawakan dalam bahasa Papua.

          Jumlah album single Black Brothers sebanyak 8 album ditambah 3 album kompilasi yang semuanya total 11 album.

Beberapa lagu milik Black Brothers yang pernah hits, seperti: Hari Kiamat, Saman Doye, Lonceng Kematian, Gadis Dilembah Sunyi, Oh.. Sonya, Persipura, Terjalin Kembali.





Sumber: Tabloidjubi.com







Baca Selanjutnya … BLACK BROTHERS (LEGENDARIS ROCK ASAL PAPUA)

05/04/14

FRANKY AND JANE (LEGENDARIS MUSIK COUNTRY INDONESIA)



          Franklin Hubert Sahilatua yang populer dengan nama Franky Sahilatua, lahir pada, 16 Agustus 1953 di Surabaya. Franky Sahilatua adalah anak ke-3 dari 7 bersaudara. Ia memiliki seorang isteri yang namanya Herwanti Ningrum, dan mereka dikaruniai 2 orang anak yakni Ken dan Hugo.

         Saat di bangku SMA, Franky Sahilatua mencoba tampil menyanyi diacara perpisahan sekolahnya. Karena merasa penampilannya diacara tersebut mampu menghibur guru dan teman – temannya serta disambut dengan meriah, akhirnya Franky Sahilatua berani tampil menyanyi di acara – acara sekolah lainnya.

Diusia 21 tahun, Franky Sahilatua hijrah ke Jakarta dan mencoba menawarkan lagu – lagu ciptaannya ke berbagai perusahaan rekaman namun gagal diterima.

Ia tak putus asah. Franky Sahilatua kemudian lebih sering mengisi berbagai panggung hiburan di Jakarta dengan membawakan lagu – lagu ciptaannya sendiri.

Gayung bersambut, akhirnya Franky Sahilatua mendapat kesempatan rekaman untuk lagu soundtrack film Ali Topan Anak Jalanan. Sejak saat itulah Franky Sahilatua mulai dikenal banyak orang dan mendapat banyak tawaran manggung.

Memiliki 15 album rekaman saat duet bersama sang adik yakni Jane Sahilatua dengan genre musik pop country. Duo mereka terkenal dengan nama Franky And Jane yang dibentuk ditahun 1974. Lagu – lagu Franky And Jane lebih banyak bertemakan alam dan kehidupan sosial masyarakat.

Beberapa lagu – lagu hits Franky And Jane antara lain: Musim Bunga, Kepada Angin Dan Burung – Burung, Panen Telah Datang, Siti Julaika, Bis Kota, Perjalanan, Lelaki Dan Rambulan, serta banyak lagi.

Tahun 1983 Jane Sahilatua memasuki bahtera rumah tangga, dan resmi mengundurkan diri dari blantika musik tanah air karena lebih ingin fokus mengurus rumah tangganya.

Franky Sahilatua kemudian memilih untuk bersolo karier. Lagu – lagu ciptaannya selama bersolo karier lebih menyoroti masalah kondisi nasib bangsa, yang banyak mengalami kemerosotan moral sehingga menimbulkan perilaku korupsi dimana – mana, serta menipisnya jiwa nasionalis anak bangsa. Juga beberapa lagunya menyuarakan soal kondisi sosial ekonomi masyarakat kecil.

Franky Sahilatua juga pernah berkolaborasi dalam menciptakan lagu bersama Iwan Fals dan Emha Ainun Najib.

Lagu – lagu hits Franky Sahilatua selama bersolo karier diantaranya: Terminal, Orang Pinggiran, dan Perahu Retak.

Tahun 2010 Franky Sahilatua menerima pengharaggan berupa Lifetime Achievement Award pada SCTV Award dalam kancah musik tanah air.

         Franky Sahilatua meninggal dunia pada 20 April 2011 di Rumah Sakit Medika Permata Hijau setelah hampir setahun berobat akibat mengidap penyakit kanker sumsum tulang belakang. Jasadnya dikebumikan di TPU Tanah Kusir – Jakarta Selatan.









Baca Selanjutnya … FRANKY AND JANE (LEGENDARIS MUSIK COUNTRY INDONESIA)

02/04/14

BIOGRAFI EBIET G. ADE



          Ebiet G. Ade adalah seorang penyanyi dan penulis syair lagu. Ia dilahirkan dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja’far, tanggal 21 April 1954, di WanadadiBanjarnegara, Jawa Tengah. Nama ayahnya Aboe Dja’far adalah seorang PNS dan ibunya bernama Saodah dengan profesi sebagai pedagang kain.

Ebiet G. Ade memiliki seorang isteri yakni Koespudji Rahayu Sugianto yang juga seorang penyanyi yang populer dipanggil Yayuk Sugianto (kakak dari penyanyi Iis Sugianto). Mereka dikaruniai 4 orang anak yang saat ini ikut menekuni dunia musik, diantaranya:

         1. Abietyasakti Ksatria Kinasih atau Abie (produser musik)

         2. Aderaprabu Lantip Trengginas atau Adera (penyanyi / musisi),

         3. Byatriasa Pakarti Linuwih atau Yayas (penyanyi / musisi),

         4. Segara Banyu Bening atau Dega (penyanyi / musisi).

Lagu – lagu yang dibawakan Ebiet G. Ade lebih banyak dari hasil ciptaannya sendiri yang menyuarakan tentang sosial, politik, alam, cinta, dan religius. Semua lagu yang dinyanyikannya berirama pop balada.

Tamat SD, Ebiet G. Ade lanjut ke Pendidikan Guru Agama Negeri di Banjarnegara namun pindah ke SMP Muhammadiyah 3 di Yogyakarta, dan lanjut lagi ke SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Setelah lulus SMA, Ebiet G. Ade tidak lanjut ke perguruan tinggi. Ia lebih memilih menganggur dan suka bergaul dengan para seniman Malioboro di Yogyakarta. Persahabatannya dengan Emha Ainun Najib (penyair), Eko Tunas (cerpenis), serta E.H. Kartanegara (penulis) mengilhami kelak lagu – lagunya dikancah musik pop Indonesia.

Akibat pergaulannya tersebut, Ebiet G. Ade akhirnya jadi piawai membuat puisi. Hanya saja ia merasa tidak pernah mampu untuk membawakan puisinya secara deklamasi, apalagi didepan umum. Untuk menyiasatinya, maka Ebiet G. Ade lebih memilih membawakan puisi – puisi ciptannya tersebut dengan menyanyikannya dalam lagu sambil memetik gitar.

Akhirnya Ebiet G. Ade mencoba menyanyikan puisi – puisinya diberbagai pentas lokal di Yogyakarta. Banyak yang kagum mendengarkan kemampuannya membawakan puisi tersebut dalam lagu.

Oleh dorongan dari para teman dekatnya, maka Ebiet G. Ade mencoba menawarkan lagu – lagu karyanya ke berbagai perusahaan rekaman. Awalnya banyak mengalami penolakan, namun akhirnya mendapat sambutan baik dari Jackson Record untuk direkam.

Sebagian besar album yang pernah dikeluarkan Ebiet G. Ade, mengalami sukses dipasaran. Diera tahun 1979 sampai 1983, lagu – lagu Ebiet G. Ade bahkan menguasai pangsa pasar musik pop tanah air.

Ada juga beberapa album Ebiet G. Ade yang pernah direkam diluar negeri, diantaranya album “Camelia III” yang direkam di Filipina dan album “Zaman” direkam di Capito RecordAmerika Serikat.

Beberapa nama musisi senior Indonesia yang pernah membantu penggarapan sejumlah album Ebiet G. Ade, sebut saja seperti: Addie MS, Dodo Zakaria, Ian Antono, Billy J. Budiardjo, Purwacaraka, Erwin Gutawa, Adi Adrian, Embong Rahardjo, Tohpati, dan banyak lagi.

Ebiet G. Ade pernah beberapa kali vakum dari blantika musik tanah air untuk memilih beristirahat sejenak dari hingar bingarnya dunia musik. Terakhir kali ia muncul secara resmi ke pentas hiburan saat mengisi acara Zona 80 di Metro TV selama 1 jam, pada September 2008.

Akhir tahun 2014 album Ebit G. Ade berjudul "Serenade" dirilis.














Baca Selanjutnya … BIOGRAFI EBIET G. ADE