31/07/14

THE PAPS (BAND REGGAE ASAL BANDUNG)



          Grup reggae dengan ciri Jamaican Electrick Sound ini namanya The Paps, yang katanya nama tersebut mengibaratkan bahwa kelak mereka akan menjadi figur papa - papa.

          The Paps dibentuk tahun 2003 di Bandung, yang saat ini personilnya adalah Dave pada vokal, Sagiet main gitar, Dimas juga main gitar, Andrie betot bas, dan Ganjar yang gebuk drum-nya. Influence musik The Paps banyak dipengaruhi oleh band Panda Bear asal Brooklyn, Los Jakartos, Lord Tanamo dari Jamaica, dan Angkatan Udara.

Awalnya mereka sering membawakan lagu – lagu milik Bob Marley. Lalu keluarlah single pertama the Paps di tahun 2004 berjudul “Life Is A Joke Big” yang ikut mengisi album kompilasi beberapa band lokal asal Bandung dari berbagai genre, dengan judul album: Bandung Miller Time.

Dilanjutkan dengan single kedua The Paps pada tahun 2005 berjudul “Menggantung Longgar Baby”, yang berada dalam album kompilasi beberapa band reggae yaitu album Revolusi Indonesia, oleh Label 267 Records.

          Tahun 2007, akhirnya beredar juga album pertama The Paps berjudul “Hang Loose Baby”, dibawah naungan Label Zyape O Zyure Records.
Baca Selanjutnya … THE PAPS (BAND REGGAE ASAL BANDUNG)

28/07/14

TONY Q RASTAFARA (LEGENDA DAN PELOPOR REGGAE INDONESIA)



          Orang pertama yang mempopulerkan istilah rambut gimbal ditanah air tidak lain adalah Tony Q, lewat album pertamanya bersama grup Rastafara yang mereka beri judul “Rambut Gimbal”.

          Lahir pada tanggal 27 April 1961 di Semarang - Jawa Tengah, dengan nama asli Tony Waluyo Sukmoasih yang popular dengan nama Tony Q. Rastafara.

Meskipun karya musik Tony Q. Rastafara dipengaruhi oleh lagu – lagu Bob Marley, namun ia mampu memberi ciri khas musik reggae Indonesia dengan memasukkan unsur musik tradisional tanah air, seperti: kendang sunda, gamelan jawa, talempong minang, terompet reog, serta alat musik tradisional lainnya. Hampir semua lagu ciptaan Tony Q. Rastafara menceriterakan mengenai kehidupan sehari – hari masyarakat kita dengan tema sosial, cinta, dan kemanusiaan.

Lulusan STM Perkapalan – Malang ini pernah bekerja di perusahaan pabrik kaleng PT. Singapura, Cakung – Jakarta kemudian pindah pada perusahaan desain periklanan di daerah Sunter – Jakarta. Karena pengaruh berbagai tekanan dalam dunia kerja yang digeluti, dan ingin bebas serta mandiri, akhirnya ia meninggalkan pekerjaan diperusahaan, lalu memilih hidup ngamen dijalan.

Awal ngamen dijalan, Tony Q. Rastafara mencoba membawakan berbagai jenis musik yang kemudian ia lebih memilih untuk eksis membawakan lagu – lagu reggae. Perjalanan hidupnya melakoni dunia ngamen dijalani selama 6 tahun di sekitar Blok M – Jakarta.

Pada tahun 1989, Tony Q. Rastafara bergabung dengan grup reggae Roots Rock Reggae. Dari sinilah ia mulai punya banyak pengalaman manggung disekitar Jakarta, dan beberapa kali keluar masuk berbagai grup band reggae, diantaranya Rastaman dan Exodus.

Tony Q. Rastafara akhirnya memutuskan membentuk grup band reggae sendiri tahun 1994 dengan nama Rastafara. Saat bersama Rastafara mereka berhasil merilis dua album, yaitu "Rambut Gimbal" (1996) dan "Gue Falling In Love" (1997).

Saat personil lain Rastafara memilih untuk vakum tahun 1997 dengan alasan pangsa pasar musik reggae tanah air sepi permintaan, Tony Q tetap memutuskan untuk terus berjalan dengan membentuk grup band baru tahun 1998 dengan nama Tony Q New Rastafara.

Selang berjalan beberapa tahun Tony Q memutuskan untuk bersolo karier, namun tetap membawa nama Rastafara dibelakang namanya.

Album solo pertama Tony Q. Rastafara yang berjudul “Damai Dengan Cinta”, dirilis tahun 2000 membawa namanya dipuncak kejayaan. Seorang professor dari Canada yang memiliki latar belakang disiplin ilmu dibidang musik tertarik dan menyukai album ini. Ia menawarkan agar Tony Q. Rastafara ikut show pada ajang Bob Marley Festival di Amerika. Sang profesor merekomendasikan Tony Q Rastafara dengan mengirim demo lagu Tony Q ke panitia festival tersebut yang berada di Houston, Texas - Amerika.

Tahun 2002 Tony Q. Rastafara menerima undangan dari panitia Bob Marley Festival, Houston – Texas. Saat rencana keberangkatan ke Amerika sudah dipersiapkan dengan matang, ternyata visa untuk Tony Q beserta personil additional player lainnya tidak mendapat persetujuan dari pihak Kedubes Amerika - Jakata. Hal ini disebabkan karena alasan keamanan atas peristiwa 9 September 2001 (peristiwa pembajakan empat pesawat penumpang sipil milik Amerika yang dilakukan oleh Kelompok al-Qaeda untuk aksi bunuh diri mereka, melalui cara menabrakkan keempat pesawat tersebut kebeberapa fasilitas vital milik Amerika dinegara Adidaya tersebut).

Undangan tersebut terus berdatangan sejak tahun 2002 sampai 2005, bahkan promotor Java Musikindo yaitu Adri Subono juga akan ikut bendukung dengan sumbangan uang senilai puluhan juta rupiah bagi keberangkatan Tony Q. Rastafara dan personil lainnya jika visa mereka keluar.

Tidak hanya itu saja, seorang warga Amerika yang bekerja sebagai instruktur pada sebuah perusahaan minyak dan menetap di Houston – Texas, berkali – kali menghubungi Tony Q. Rastafara via email dengan bersedia mensponsori tiket pulang pergi serta akomodasi bagi rombongan Tony Q jika mereka bisa mendapat ijin terbang ke Houston untuk ikut festival, yang notabene bule tersebut sama sekali tidak pernah kenal satu sama lain dengan Tony Q. Rastafara.

Bule tersebut juga sempat menitip sejumlah uang melalui seorang warga negara Indonesia yang bekerja di Houston dan ingin pulang berlibur ke tanah air, untuk diberikan kepada Tony Q sebagai biaya perjalanan Rombongan Tony Q. Rastafara nantinya ke Houston – Texas. Selang beberapa tahun kemudian album berjudul “Kronologi” diluncurkan oleh Tony Q. Rastafara yakni di tahun 2003. Disusul kemudian pada tahun 2005, ia mengeluarkan album reggae berjudul “Salam Damai”.

Gagalnya Tony Q. Rastafara untuk tampil di Bob Marley Festival (Houston – Texas), tidak membuat perjuangannya berhenti total untuk go international. Ia kemudian mengirim beberapa lagunya ke Putu Mayo World Record - New York (sebuah label terkenal di Amerika). Salah satu dari lagu – lagu tersebut berjudul “Pat Gulipat” yang diambil dari album “Salam Damai” (tahun 2005), akhirnya terpilih untuk masuk dalam album kompilasi berjudul “Reggae Playground”, yang merupakan kumpulan lagu World Reggae.

Beberapa penyanyi dan musisi reggae terkenal dunia ikut mengisi dalam album kompilasi ini, antara lain: Rita Marley (istri mendiang Bob Marley), The Wailers (eks penyanyi latar band mendiang Bob Marley), Judy Mowatt, The Bourning Soul (Jamaika), Toot And The Maytals (adalah band Jamaika yang mempopulerkan istilah reggae), Eric Bibb (Amerika), Marty Dread (Amerika), Johny Dread (Kuba), Alan Schneider (Prancis), Kal Dos Santos (Brasil), Modusta Largo (Maroko), dan Asheba (Trinidad).

Album Tony Q. Rastafara berjudul “Anak Kampung” yang beredar tahun 2007, ikut melibatkan Fully Fullwood yang merupakan seorang pemain bas legenda Jamaika sejak era tahun 70-an. Fully Fullwood telah banyak bekerja sama dengan para musisi reggae dunia, seperti: Peter Tosh, Bob Marley, Gregory Isaacs, Black Uhuru, bahkan bersama The Mighty Diamondas.

          Saat menjelang Pemilu di tanah air pada tahun 2009, Tony Q. Rastafara mengeluarkan lagi album berjudul “Presiden”. Album ini mengajak para pencinta musik reggae Indonesia, agar cerdas menyikapi suasana politik masa itu.








Baca Selanjutnya … TONY Q RASTAFARA (LEGENDA DAN PELOPOR REGGAE INDONESIA)

22/07/14

SHAGGYDOG (GRUP SKA ASAL YOGYAKARTA)




          Dengan meramu beberapa unsur musik seperti: ska, reggae, swing, jazz, serta rock, Shaggydog menyebut aliran musik mereka dengan istilah “Doggy Style”. Grup ini dibentuk pada tanggal 1 Juni 1997 dari sebuah pemukiman yang namanya Sayidan, disekitar pinggiran sungai yang letaknya dipertengahan Kota Jogjakarta

Personil Shaggydog terdri dari Heru (vokalis), Richard (gitar), Raymond (gitar), Lilik (keyboard), Bandizt (bas), dan Yoyo (drum). Musik mereka lebih dipengaruhi oleh karya – karya dari Bob Marley, Cherry Poppin Daddies, Song Beach Dub Allstars, dan Hepcat.

          Tahun 1999, album pertama mereka berjudul “Shaggydog” dirilis dengan Label Doggy House. Lalu disusul dengan album kedua berjudul “Bersama” pada tahun 2001.

Sejak tahun 2003, nama Shaggydog semakin bergaung sehingga merekapun disibukkan dengan berbagai tawaran manggung hingga keluar wilayah Jogjakarta, termasuk tour 8 kota diantaranya: Semarang, Solo, Tegal, Pekalongan, Purwokerto, Jogjakarta, dan Magelang.

Di Jogjakarta sendiri, penampilan Shaggydog saat pesta malam tahun baru yang berlokasi di UPN Jogjakarta dihadiri oleh puluhan ribu “Doggies” (sebutan untuk penggemar Shaggydog).

Kemudian album ketiga Shaggydog berjudul “Hot Dogz” ditangani langsung oleh EMI Music Indonesia

Kiprah Shaggydog berlanjut hingga sampai ke mancanegara. Sebut saja pada tahun 2003, lagu Shaggydog berjudul “Second Girl” diminta oleh sebuah perusahaan rekaman dari Jepang untuk mengisi album kompilasi berjudul “Asian Ska Foundation”. Album ini hanya khusus beredar di negara tersebut.

Selanjutnya karya Shaggydog pernah diikutsertakan dalam beberapa kompilasi bersama band – band dari Eropa, seperti kompilasi “Banana Hits” yang dirilis Negara Republik Ceko.

Shaggydog juga pernah diundang oleh Festival Mundial Production untuk kontrak tour pada 8 kota di Belanda, dengan tampil sebanyak 14 kali. Pada saat yang sama di Belanda, anak – anak Shaggydog bahkan melakukan rekaman live-nya di Studio Wissellord. Studio ini juga sering dipakai oleh band – band terkenal dunia, diantaranya Metallica, The Police, bahkan Mick Jagger untuk rekaman.

Tahun 2005, album keempat Shaggydog berjudul "Kembali Berdansa" ditangani oleh Label Pops Recs setelah kerjasama mereka dengan Emi Music Indonesia selesai. Album ini diproduseri sendiri oleh Shaggydog.

Sepanjang bulan Maret hingga April 2006 atas undangan dari Festival Mundial Production, Shaggydog kembali melakukan tour tunggal pada sebelas kota di Belanda. Lalu pada 29 Agustus 2009, Shaggydog diundang manggung pada acara Darwin Festifal – Australia.

Masih ditahun 2009, Album kelima Shaggydog diberi judul “Bersinar” diluncurkan, namun album ini berada dibawah Label Fame.

          Perjalanan panjang dari hasil kerja keras anak – anak Shaggydog akhirnya membuat karya musik mereka mampu diterima oleh penikmat musik ska dan reggae Internasional.









Baca Selanjutnya … SHAGGYDOG (GRUP SKA ASAL YOGYAKARTA)