Orang pertama yang mempopulerkan
istilah rambut gimbal ditanah air tidak lain adalah
Tony Q, lewat album pertamanya bersama
grup Rastafara yang mereka beri
judul “Rambut Gimbal”.
Lahir pada tanggal 27 April 1961
di Semarang - Jawa Tengah, dengan nama asli Tony Waluyo Sukmoasih yang popular dengan nama
Tony Q. Rastafara.
Meskipun
karya musik Tony Q. Rastafara dipengaruhi oleh lagu – lagu Bob Marley, namun ia mampu memberi
ciri khas musik reggae Indonesia dengan memasukkan
unsur musik tradisional tanah air, seperti:
kendang sunda, gamelan jawa, talempong minang, terompet reog, serta alat musik tradisional lainnya. Hampir
semua lagu ciptaan Tony Q. Rastafara menceriterakan mengenai
kehidupan sehari – hari masyarakat kita dengan tema sosial, cinta, dan kemanusiaan.
Lulusan
STM Perkapalan – Malang ini pernah bekerja di
perusahaan pabrik kaleng PT. Singapura, Cakung – Jakarta kemudian pindah pada
perusahaan desain periklanan di daerah Sunter – Jakarta. Karena pengaruh berbagai tekanan dalam dunia kerja yang digeluti, dan ingin bebas serta mandiri, akhirnya ia meninggalkan pekerjaan diperusahaan, lalu memilih
hidup ngamen dijalan.
Awal ngamen dijalan,
Tony Q. Rastafara mencoba membawakan
berbagai jenis musik yang kemudian ia lebih memilih untuk eksis membawakan
lagu – lagu reggae. Perjalanan hidupnya melakoni dunia ngamen dijalani selama 6 tahun di
sekitar Blok M – Jakarta.
Pada tahun 1989,
Tony Q. Rastafara bergabung dengan
grup reggae Roots Rock Reggae. Dari sinilah ia mulai punya banyak
pengalaman manggung disekitar Jakarta, dan beberapa kali keluar masuk
berbagai grup band reggae, diantaranya
Rastaman dan Exodus.
Tony Q. Rastafara akhirnya memutuskan membentuk
grup band reggae sendiri tahun 1994 dengan nama
Rastafara. Saat bersama
Rastafara mereka berhasil merilis dua
album, yaitu "Rambut Gimbal" (1996) dan "Gue Falling In Love" (1997).
Saat personil lain
Rastafara memilih untuk vakum tahun 1997 dengan alasan
pangsa pasar musik reggae tanah air sepi permintaan,
Tony Q tetap memutuskan untuk terus berjalan dengan membentuk grup band baru tahun 1998 dengan nama
Tony Q New Rastafara.
Selang berjalan beberapa tahun
Tony Q memutuskan untuk bersolo karier, namun tetap membawa nama
Rastafara dibelakang namanya.
Album solo pertama Tony Q. Rastafara yang berjudul “Damai Dengan Cinta”, dirilis tahun 2000 membawa namanya dipuncak kejayaan. Seorang professor dari Canada yang memiliki latar belakang
disiplin ilmu dibidang musik tertarik dan menyukai album ini. Ia menawarkan agar
Tony Q. Rastafara ikut show pada
ajang Bob Marley Festival di Amerika. Sang profesor merekomendasikan
Tony Q Rastafara dengan mengirim
demo lagu Tony Q ke panitia festival tersebut yang berada
di Houston, Texas - Amerika.
Tahun 2002
Tony Q. Rastafara menerima undangan dari
panitia Bob Marley Festival, Houston – Texas. Saat rencana keberangkatan
ke Amerika sudah dipersiapkan dengan matang, ternyata visa untuk
Tony Q beserta
personil additional player lainnya tidak mendapat persetujuan dari
pihak Kedubes Amerika - Jakata. Hal ini disebabkan karena alasan keamanan atas
peristiwa 9 September 2001 (peristiwa pembajakan empat pesawat penumpang sipil milik Amerika yang dilakukan oleh Kelompok al-Qaeda untuk aksi bunuh diri mereka, melalui cara menabrakkan keempat pesawat tersebut kebeberapa fasilitas vital milik Amerika dinegara Adidaya tersebut).
Undangan tersebut terus berdatangan sejak tahun 2002 sampai 2005, bahkan
promotor Java Musikindo yaitu Adri Subono juga akan ikut bendukung dengan sumbangan uang senilai puluhan juta rupiah bagi keberangkatan
Tony Q. Rastafara dan personil lainnya jika visa mereka keluar.
Tidak hanya itu saja, seorang warga Amerika yang bekerja sebagai
instruktur pada sebuah perusahaan minyak dan menetap
di Houston – Texas, berkali – kali menghubungi
Tony Q. Rastafara via email dengan bersedia mensponsori tiket pulang pergi serta akomodasi bagi rombongan
Tony Q jika mereka bisa mendapat ijin terbang
ke Houston untuk ikut festival, yang notabene bule tersebut sama sekali tidak pernah kenal satu sama lain dengan
Tony Q. Rastafara.
Bule tersebut juga sempat menitip sejumlah uang melalui seorang
warga negara Indonesia yang bekerja
di Houston dan ingin pulang berlibur ke tanah air, untuk diberikan kepada
Tony Q sebagai biaya perjalanan Rombongan
Tony Q. Rastafara nantinya
ke Houston – Texas.
Selang beberapa tahun kemudian
album berjudul “Kronologi” diluncurkan oleh
Tony Q. Rastafara yakni di tahun 2003. Disusul kemudian pada tahun 2005, ia mengeluarkan
album reggae berjudul “Salam Damai”.
Gagalnya
Tony Q. Rastafara untuk tampil di
Bob Marley Festival (Houston – Texas), tidak membuat perjuangannya berhenti total untuk
go international. Ia kemudian mengirim beberapa lagunya
ke Putu Mayo World Record - New York (sebuah label terkenal di Amerika). Salah satu dari lagu – lagu tersebut
berjudul “Pat Gulipat” yang diambil dari
album “Salam Damai” (tahun 2005), akhirnya terpilih untuk masuk dalam
album kompilasi berjudul “Reggae Playground”, yang merupakan
kumpulan lagu World Reggae.
Beberapa
penyanyi dan musisi reggae terkenal dunia ikut mengisi dalam album kompilasi ini, antara lain:
Rita Marley (istri mendiang Bob Marley), The Wailers (eks penyanyi latar band mendiang Bob Marley), Judy Mowatt, The Bourning Soul (Jamaika), Toot And The Maytals (adalah band Jamaika yang mempopulerkan istilah reggae), Eric Bibb (Amerika), Marty Dread (Amerika), Johny Dread (Kuba), Alan Schneider (Prancis), Kal Dos Santos (Brasil), Modusta Largo (Maroko), dan Asheba (Trinidad).
Album Tony Q. Rastafara berjudul “Anak Kampung” yang beredar tahun 2007, ikut melibatkan
Fully Fullwood yang merupakan
seorang pemain bas legenda Jamaika sejak era tahun 70-an. Fully Fullwood telah banyak bekerja sama dengan para
musisi reggae dunia, seperti:
Peter Tosh, Bob Marley, Gregory Isaacs, Black Uhuru, bahkan bersama The Mighty Diamondas.
Saat menjelang Pemilu di tanah air pada tahun 2009,
Tony Q. Rastafara mengeluarkan lagi
album berjudul “Presiden”. Album ini mengajak
para pencinta musik reggae Indonesia, agar cerdas menyikapi suasana politik masa itu.