25/08/14

MBAH SURIP (LEGENDA REGGAE INDONESIA)



          I love you full ….., itulah sapaan akrab Mbah Surip kepada siapa saja, termasuk menyapa para penggemarnya sambil menggendong gitar kopong. Sosok yang selalu tampil kocak, lucu, penuh canda tawa, dan gila ini memiliki nama lengkap Urip Achmad Rijanto.

          Mbah Surip lahir tanggal 6 Mei 1957 di Mojokerto, Jawa Timur. Ia lahir dari pasangan Sukotjo (ayah) dan Rasminah (ibu). Mbah Surip adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Ayahnya hanya berjualan kikil sehingga masah kecil Mbah Surip termasuk sulit dan pas - pasan. Untuk membantu orang tua, kadang Mbah Surib kecil keliling kampung jualan kacang goreng dan es lilin.

Mbah Surip menikah dengan Minuk Sulistiyowati dan mereka dikaruniai empat orang anak masing – masing: Tita, Farid, Krisna, dan Ivo Winda.

Beruntung Mbah Surip pernah mengenyam pendidikan hingga sarjana. Ia lulus SDN. Purwotengah II tahun 1970, lalu tahun 1974 lulus dari Sekolah Teknik Pasna Wiyata. Setelah lanjut di STM Brawijaya, ia berhasil tamat tahun 1977. Mbah Surip kemudian kuliah di Universitas Sunan Giri – Fakultas Teknik Mesin dan berhasil meraih gelar Insinyur tahun 1979.

Menurut pengakuan Mbah Surip ia telah banyak menekuni berbagai profesi, baik dalam negeri maupun sampai keluar negeri, seperti di Yordania, Texas, Canada, dan California. Bahkan pernah menjadi tukang sobek karcis bioskop sampai berkerja di tambang berlian hingga perusahaan pengeboran minyak.

Sekitar tahun 1980, Mbah Surip hijrah ke Jakarta mengadu nasib. Selama di Jakarta ia tidak kesulitan untuk beradaptasi. Ia mudah bergaul dengan siapa saja sehingga banyak yang mengenalnya. Mbah Surip juga sempat bergabung dengan beberapa komunitas seni di Jakarta, seperti: Taman Ismail Marzuki, Teguh Karya, Aquila, hingga ke Bengkel Theater Rendra di Depok, Jawa Barat.

Karena mudah bergaul dengan siapa saja dan disenangi oleh banyak orang, hingga membuat Mbah Surip bisa masuk dapur rekaman untuk untuk merilis lagu – lagu reggae ciptaannya.

Beberapa album Mbah Surip yang diluncurkan kepasaran namun kurang sukses, diantaranya: Ijo Royo-Royo (1997), Indonesia I (1998), dan Reformasi (1998).

Tahun 2003 ia mengeluarkan albumnya yang berjudul “Tak Gendong” bersama lagu andalannya yang berjudul sama dengan judul albumnya yaitu “Tak Gendong”. Tak disangka album ini laku keras dipasaran sehingga membuat nama Mbah Surip jadi Fenomenal.

Konon populernya lagu “Tak Gendong” tersebut digenjot melalui NSP (Nada Sambung Pribadi) dari beberapa operator seluler ditanah air. Menurut Mbah Surip lagu “Tak Gendong” ini telah lama diciptakannya sejak tahun 1983 saat masih bekerja di Amerika Serikat. Katanya makna dari lagu tersebut adalah belajar dari kesalahan.

Setahun kemudian (2004) Mbah Surip mengaluarkan lagi album berjudul “Barang Baru”, namun tidak sesukses album sebelumnya.

Setelah beberapa tahun vakum mengeluarkan album, akhirnya tahun 2009 dirilislah album kompilasi Mbah Surip berjudul “Tak Gendong Bangun Tidur”. Semua aktivitas bermusik Mbah Surip didampingi langsung oleh putranya yang ditunjuk sebagai manejer, yaitu: Farid.

Selain bernyanyi, Mbah Surip juga pernah bermain dalam beberapa film layar lebar tanah air, diantaranya berjudul Quickie Express. Pernah pula dinobatkan sebagai Penyanyi Kategori Terlama dan mendapat penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia).

Kepopuleran yang dinikmatinya sebagai artis papan atas kancah musik reggae tanah air hanya beberapa tahun dijalaninya, setelah itu Mbah Surip pun wafat pada tanggal 4 Agustus 2009 dalam perjalanan menuju RS. Pusdikkes TNI AD, Kramat Jati, Jakarta Timur, akibat sakit jantung dialaminya.

Konon menurut beberapa sahabat Mbah Surip mengatakan bahwa almarhum mampu mengkonsumsi kopi hingga bergelas – gelas dalam sehari, dan pecandu rokok berat selama bertahun - tahun.

          Jenasah Mbah Surip akhirnya di makamkan dalam area pemakaman keluarga W.S. Renra, di Depok, Jawa Barat.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar